Let's see

Senin, 07 Maret 2011

Sejumput Kisah dari Java Jazz Festival 2011

   Pagi itu seorang teman mengirim pesan singkat yang isinya, "Mau tiket gratis Java jazz ga lo?"
   Widiiihhh, kontan saya langsung merespon cepat, "Mauu banget lah!!!asiiikk!!"
   Alhasil, inilah untuk kali pertama saya datang ke event internasional yang sudah berlangsung selama 7 tahun. Gembar-gembor Java Jazz Festival memang selalu ramai diperbincangkan. Bahkan, jauh sebelum acara ini berlangsung. Dari tahun ke tahun saya hanya mendengar ramai-ramainya saja tanpa berkesempatan menghadirinya. Maklumlah selain saya bukan penggemar fanatik jazz, harga tiket untuk acara ini pun lumayan mahal. 
   Tapi, kalau yang namanya gratisan siapa yang bisa menolak. hehe...
   Berangkatlah malam itu bertiga dengan teman menghadiri Java Jazz pertama saya. Waw! Luar biasa baru sampai depan Jiexpo saja antrian parkir kendaraan sudah sangat panjang. Setelah selesai dengan urusan parkir memarkir. Kami pun tak membuang banyak waktu, langsung saja masuk ke dalam. 
   Penampilan pertama yang saya saksikan adalah penyanyi bertubuh mungil asal negeri sendiri, Andien. Yup, penampilan Andien memang tak perlu diragukan lagi, suaranya yang ringan dan menyenangkan menurut saya berhasil membawakan beberapa singlenya dengan sangat apik. Kontan saja para penonton sangat terhibur dengan performa Andien kala itu.
   Sayang, kami hanya kebagian 2,5 lagu terakhir dari Andien. Selesai menyaksikan Andien kami kembali berkelana. Singgahlah kami di penampilan musisi yang mengusung electric Jazz, Jamie Lidell. Meski saya tidak terlalu mengerti soal jazz, but that's so cool! penampilan energik Lidell sangat menghibur. Penonton yang menyaksikan aksinya pun mau tak mau ikut bergoyang.
   Sayangnya saya masih ingin mencoba mengunjungi panggung-panggung lain, maka kami tinggalkan Lidell dan menuju aksinya Maurice Brown. Suasana hall tempat Maurice Browm ini manggung sungguh menyenangkan. Para penikmat jazz bisa menyaksikan penampilan Brown sambil duduk santai bahkan tiduran. Ruangan berpendingin, lantai yang dialasi karpet, penonton yang tak terlalu padat merupakan kombinasi menyenangkan. 
   Penampilan selanjutnya dan kami cukup nantikan adalah aksi dari Tohpati Bertiga. Waw, Tohpati, Indro dan Bowo. Aksi mereka dalam membawakan beberapa lagu tak pelak mengundang decak kagum para penonton. Luaaaarrrrr biasaaaa!!! Akan tetapi buat saya yang tidak terlalu addict dengan jazz rasanya agak membosankan. Ternyata tidak saya sendiri, saat melihat sekeliling tak sedikit penonton yang tertidur di bangku mereka. hahahaha... Saya jadi punya ide menarik untuk menjadikan jazz musik pengantar tidur kelak.
   Huaahh... Hari semakin larut, Java Jazz pertama saya pun ditutup penampilan dari Dira Sugandi yang berkolaborasi dengan Dwiki Darmawan dan Angklung Mang Udjo. Hanya satu kata untuk kolaborasi mereka, Awesome!
   Waktu menunjukan pukul 01.00. Yup! saatnya pulang. Lelah hari ini terbayar dengan penampilan-penampilan mengagumkan para pengisi acara. Meski Santana, John Legend,  dan Four play tidak berhasil saya saksikan (karena tiketnya yang harus bayar lagi dan mahal :D ) tapi saya cukup puas. Terima Kasih sangat untuk Ibnu yang sudah memberikan saya (tiket) pengalaman pertama menyaksikan Java Jazz Festival. Oh ya satu lagi kesimpulan saya, melihat antusiasme pengunjung saya menyimpulkan dua hal pertama ternyata selera musik bangsa ini masih cukup bagus atau rakyat di negara ini cukup makmur. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar