Let's see

Minggu, 27 Februari 2011

10.000 untuk Semangkuk Zuppa Soup

   Sore ini saya dan sepupu memutuskan bersepeda ria. Sudah lama rasanya tak olah raga, dari pada sakit lagi seperti beberapa minggu lalu akhirnya saya putuskan untuk gowes sore ini. Tak jauh kami berputar jalanan dan komplek sekitar rumah. Setelah lumayan lelah bersepeda, sepupu saya mengajak singgah disebuah warung kecil di daerah Komplek Pelni Auri, Depok.
   Dari luar saya melihat warung ini menjual mie ayam dan emm... Zuppa Soup. Menarik, saya dan sepupu pun langsung memesan dua porsi  zuppa soup. Dalam waktu sangat singkat pesanan kami sudah tersaji, dan masih dalam kondisi panas. Mantap! Oke, dari segi rasa lumayan enak. Puff pastry di atasnya sangat renyah. Isi sup pun terlihat banyak macamnya seperti, irisan jagung, ayam, smoked beef, dan emm... semacam piterseli. Tapi sayangnya supnya kurang creamy alias agak encer.
   Saya rasa cukup worth it  dengan harga yang ditawarkan, untuk seporsi zuppa soup kita hnya perlu mengeluarkan 10.000 rupiah. Murah kan?hehe...

Schotel Huis, Yummy!

   Salak Schotel Huis! Pertama melewati tempat ini saya agak kurang yakin dengan namanya, kurang catchy sepertinya. Meskipun tempat yang terlihat dari luar cukup menyenangkan. Tapi malam itu saya dan teman-teman memutuskan mencoba tempat makan di daerah Bogor tersebut. Seperti saya bilang tadi, tempat ini memang cukup menyenangkan untuk sekedar makan, santai sambil berkumpul bersama teman-teman atau dengan pacar. Bangunan resto yang classic dengan cahaya yang tak terlalu terang membuat tempat ini terkesan sejuk, romatis, dan tenang.
   Seperti biasa saya langsung menelanjangi daftar menu yang ada di hadapan saya. Cukup banyak makanan yang ditawarkan, akhirnya saya memesan satu porsi macaroni schotel. Sayangnya persinggahan kami ke tempat itu bukan sebagai tujuan utama jadi hanya saya yang memesan makanan. Teman-teman yang lain hanya memesan minum karena sudah kenyang.
   Tak lama datanglah pesanan yang dinanti, waw, dengan harga 29.000 rupiah porsi yang dihadirkan cukup besar. Bahkan kami bertiga tidak sanggup menghabiskannya (mungkin karena sebelumnya kami juga sudah lebih dahulu makan di tempat lain). Tapi memang porsinya cukup besar. Sekarang masalah rasa, not bad. Keju di atasnya enak banget, tapi rasa macaroninya sendiri ya standarlah.
   Hanya saja tempatnya memang asik banget buat nongkrong bareng teman-teman. Tapi jangan coba-coba datang di atas jam 9 malam. Sebab sudah pasti tidak akan dilayani, tempat ini menerima last order pada jam 9 malam. Setelah perut penuh sesak dengan macaroni schotel saya dan teman-teman pun memutuskan untuk pulang. Banyak tempat nongkrong seru rasanya di Bogor, lain kali kita coba yang lain.

Ini Dim Sum Pertama Saya

 Suatu hari teman dekat saya merekomendasikan sebuah tempat makan yang baru ia lihat di twitter.  Tempat makan ini menawarkan dim sum sebagai menu andalannya. Dengan label Dim Sum Kampoeng, tempat ini sepertinya ingin menawarkan dim sum entah dengan rasa, suasana, atau justru harga kampung.
   Akhirnya berangkatlah akhir pekan ini saya dan beberapa teman mengunjungi Kota Hujan Bogor tempat Dim Sum Kampoeng berada. Setelah sempat mencari-cari berdasarkan petunjuk dari Si Twit, sampailah kita di Dim Sum Kampoeng. Jujur saja kesan pertama terhadap tempatnya tak terlalu menarik buat saya. Nggak sekeren foto-foto yang ditampilkan di Facebooknya.  Setelah memilih tempat yang menurut saya cukup nyaman, saya langsung menelanjangi menu di depan saya.
   Waw, ternyata selain menunya cukup variatif harga yang ditawarkan pun murah (sekali lagi menururt saya).  Saya pun memutuskan memesan satu porsi Hakaw (dim sum isi udang dll kalau tidak salah) dan satu porsi dim sum kombinasi (di dalamnya terdapat empat macam pilihan seperti, hakaw, somay, lumpia, dan satu lagi saya lupa).  Teman saya memesan dua porsi dim sum goreng, dan saya memesan es pala sebagai pendamping.
   Cukup lama hingga akhirnya semua pesanan datang. Tak pakai pikir panjang kami langsung melahap semua dim sum yang tersaji. Ini kali pertama saya mencoba dim sum, dan menurut saya rasanya ya not bad-lah. Untuk dim sum kukus cukup menyenangkan rasanya. Tapi saya kurang suka dim sum goreng, rasanya lebih condong seperti makan gorengan tidak ada yang istimewa.  Eits tunggu saya hampir lupa, ada yang enak banget disini. Yup, es pala-nya!!! Huaah rasanya, emmm, gimana ya enak deh seger banget dan tidak terlalu manis. Tentunya dengan aroma pala yang khas. Sluurpp..
   Oh ya, harga yang dibandrol tempat ini mulai dari 11.000 rupiah untuk tiap porsinya. Tempat makan ini bisa jadi alternatif makan dim sum jika kantong lagi pas-pasan. Pelayanan ditempat ini juga cukup memuaskan, kita bebas meminta tambahan mayonnaise maupun saus dim sum tanpa biaya tambahan. Selamat mencoba!

Pempek? Why Not?

    Hohoho... Banyak makan banyak rezeki, amin! Iya maksudnya kalau masih bisa banyak makan artinya kita masih dikasih rezeki lebih sama Allah kan. Coba bandingkan dengan orang-orang yang masih susah makan di luar sana. Hemm, rasanya tidak berlebihan jika kita bersyukur atas keadaan yang kita miliki saat ini. Right?
   Oke, sekarang saya mau bahas soal makanan khas Palembang, Pempek! Yup, siapa yang belum pernah mencoba jenis makanan yang satu ini. Hampir semua orang pasti pernah mencicipinya. Gerai yang menyajikan makanan khas Palembang ini pun lumayan tersebar. Secara keseluruhan mungkin rasa pempek  dari satu tempat dengan tempat lainnya tak jauh berbeda. Kuah pempeklah yang biasanya membedakan.
   Nah, tempat makan pempek yang mau saya bahas kali ini letaknya di daerah Kober, Margonda, Depok. Buat mahasiswa UI pasti nama Kober sudah tak asing lagi ditelinga. Di daerah ini banyak sekali penjual makanan yang sedap-sedap dengan harga yang terjangkau (maklum daerah kampus). Warung pempek yang saya singgahi ini awalnya diperkenalkan oleh seorang teman. Saya sebenarnya punya satu tempat langganan pempek di daerah Pal. Tapi untuk kali ini saya mencoba yang Pempek  Kober.
   Cukup banyak variasi yang ditawarkan tempat ini. Misalnya disini disediakan pempek kulit, lenjer, adaan, bulat, tahu, hingga si master piece kapal selam. Saya langsung pesan apa yang beberapa jenis. Tak lama berselang pesanan saya datang, (eng..ing..eeeenggg) langsung saja saya santap. Waw, nice! Rasanya enak, tidak mengecewakan. Kuahnya pun pas, lumayan pedaas (untuk ukuran saya).  Harga dan tempatnya pun lumayan, kita juga tak perlu menunggu lama hingga pesanan datang. Jadi, kalau saya simpulkan over all tempat ini good!hehee...

Jumat, 25 Februari 2011

Camilan Teman Temaannn...

    Sekarang kita ngomongin camilan yuk! Suka ngemil kah teman-teman? Saya sangat suka, bahkan ketimbang makan 'besar' saya lebih senang ngemil. Nah, kalau bicara soal camilan ini ada buanyak banget jenisnya. Dari yang gampang didapat sampai yang sulit. Dari yang murah hingga yang mahal. Cemilan sendiri menurut saya penting nggak penting ya, eh penting banget deng. Beriikut ini dua camilan yang sangat saya cintai plus satu camilan yang baru saya coba.
   Pertama, emm saya menyebutnya risol (tapi yang ini jenisnya apa ya) intinya seperti risol tapi isinya udah dan mayonnaise. Heemmm, rasanya enaakkk banget. Saya temui camulan ini di Kemirinya Pejaten Village, tapi harga untuk seporsi 'risol' ini lumayan menyebalkan. Untungnya rasanya memang top markotop kalau kata Pak Bondan. heehee
   Kedua, Asinan! Ini dia yang juga nggak kalah dahsyaat... Segar apa lagi kerupuk kuning keriting yang nemenin di atasnya. Asinan ini diperkenalkan pada saya oleh salah satu teman, untuk mendapatkan seporsi asinan ini kamu tinggal datang ke Warung Soto Betawi Bang Sawit. Letaknya di sebelah Rodalink Margonda. Pedasnya pas manisnya pun pas. Sedap deh pokoknya.
   Ketiga, yang satu ini saya benar-benar baru kali pertama mencobanya. Namanya sih sudah lama terdengar tapi baru kali ini saya berhasil mencicipinya. (halaahh). Yup, Takoyakiiiii!!! makanan ini kalau nggak salah berasal dari Jepang. Bentuknya bulat seperti tahu bulat hanya saja di dalamnya ada secuil gurita. Hah Gurita!?! iyaa benar gurita. Rasa gurita menurut saya tidak jauh berbeda dengan cumi, kepala cumi lebih tepatnya. hehehe. Bagian atas di beri mayonnaise dan taburan , apa ya, semacam serutan ikan. Lucu deh rasanya.
  Sekian dulu cerita soal camilan-camilan saya. Mari terus berburu makanan!

Khas Aceh di Ps. Minggu


   Masakan Aceh rasanya satu dari beragam macam kuliner Nusantara yang saat ini cukup banyak kita temui disekitar. Meski tak semenjamur masakan Padang, namun Rumah Makan Aceh tidak lagi sulit ditemukan di Jakarta dan sekitarnya. Saya pun termasuk penikmat masakan Aceh. Menurut saya rasanya yang unik, mengingatkan saya dengan cita rasa asia seperti Malaysia, Singapura, India, hingga sedikit sentuhan Timur Tengah (halaaahh). 
   Nah, dekat kantor saya (tidak jauh dari putaran balik Poltangan, Ps. Minggu). Ada sebuah rumah makan Aceh, namanya Jambu Kupi. Sayangnya tempat makan ini baru buka tepat saat teman kerja saya yang berasal dari Aceh pulang ke kampung halamannya. Jadi, tidak sempat mengajak dia kesana buat sekedar sharing apa perbedaanya dengan masakan di Aceh sana.
    Saya sudah mencoba beberapa menu dirumah makan ini. Rasanya hampir semua bersahabat dengan lidah. Saya paling suka 
roti cane-nya, entah kenapa tapi ini jadi salah satu makanan favorit saya kalau ke sini. Minumannya saya suka sekali es teh tariknya, rasanya pas. Sementara urusan harga nih, rumah makan ini membandrol dengan harga standarlah. Tidak terlalu mahal juga tidak murah.
  Berbagai jenis makanan  dan minuman dari profinsi paling ujung Indonesia ini dihadirkan Jambo Kupi. Sebut saja Mie Aceh, martabak, roti cane, nasi guri,  roti jala, dan banyak lagi. Minuman khas Aceh pun tak kalah meramaikan mulai dari teh tarik, hingga kopi ulee kareng. Yup, senang rasanya menemukan satu lagi tempat makan unik di Jakarta. Jadi bertambah deh alternatif pilihan tempat makan.

Selasa, 22 Februari 2011

Penghilang Dahaga Seketika

   Oke... Makanan sudah sering kita bahas. Bagaimana kalau sekarang kita membahas minuman.
   Minuman yang akan kita bahas kali ini adalah minuman yang lagi tumbuh subur merajalela diseluruh pelosok Jakarta. Yup, SOP BUAH... Emm,, kenapa namanya Sop Buah ya? sepertinya sih karena di minuman ini segala macam aneka buah yang 'wajar' dimasukkan, sama halnya dengan sop ayam atau sop kambing segala sayuran pun kadang masuk ke dalam sop. (eh iya ga ya... iya kayaknya) 
   Kenapa saya bilang buah yang wajar? sebab ngga mungkin kan gohok atau kesemek atau sawo dimasukin ke dalam es buah. Sebut saja; melon, anggur, lengkeng, strawberry, blewah, buah naga, jeruk (kadang), apel, pir, alpukat, dan beragam lainnya. Nah, untuk nambah manis biasanya ditambah dengan air gula dan susu kenatal manis. Terakhir es batu tak ketinggalan menyertai sang es untuk disajikan.
   Cara menyantap es buah sangatlah mudah, biasanya Si Es ini disajikan di dalam mangkuk 'bakso'. Satu porsi es buah dibandrol dengan harga 5.000 - 10.000 rupiah. Semangkuk es buah ajaib ini bisa mengobati kehausan luar biasa yang kita rasakan.
   Tapi yah Es buah yang menurut saya cukup enak itu berada di bilangan Cijantung. Sebenarnya sih tidak jauh berbeda dengan tempat lain, tapi saya merasa yang ini lebih 'niat' jualannya. Emm, tapi mungkin juga ada tempat lain yang menjual es buah dengan rasa lebih menakjubkan. Mari berburu es buah!!!

Meni Raos Pisan...euy!

    Seperti namanya dalam bahasa Sunda yang artinya enak (raos: enak), bakmi ini memang seenak rasanya. Pada dasarnya menurut saya, mie ayam merupakan salah satu makanan yang tidak terlalu memiliki perbedaan rasa mencolok dari satu tempat dengan tempat lainnya.

    Siang itu saya memutuskan memilih Bakmi Raos sebagai destinasi makan siang. Kebetulan hari itu saya sangat ingin makan mie. Sesampainya di kedai Bakmi Raos yang juga kebetulan tak jauh dari kantor saya memesan Mie Yamin Bakso sementara rekan saya memesan Mie Ayam Rica-rica. Lucunya di daftar menu justru tidak ada tulisan bakminya. Kenapa dikasih nama Bakmi ya! Kenapa tidak langsung Mie Ayam saja. hihihi *nevermind
   Tak lama pesanan kami pun datang, langsung kami 'hajar' saat itu juga. Rasanya masih menarik seperti terakhir saya mencobanya. Takaran bumbunya pas, dan toping ayam di atasnya pun tidak pelit. Harga pun tidak terlalu menguras kantong. Selesai makan, saya menyempatkan memesan pancake yang juga ada di kedai tersebut. Pancake with Blueberry and chocolate. Blueberry dan cokelatnya disini hanya berupa pasta siap pakai, tapi cukup menarik dengan harga 7.000 rupiah perbuahnya. Ya, tidak kalah lah dengan pancake yang harganya mencapai puluhan ribu.
    Yup, itu tadi menu makan siang hari ini. Next kita coba menu-menu lain deh.


Senin, 21 Februari 2011

Tahu Campur Aduk

Siang-siang bolong paling yahud deh ngebahas makanan.

Nah, makanan yang mau kita bahas kali ini adalah makanan khas Jawa Timur. Kalau menurut Om Wiki begini nih penjelasan singkat soal Si Tahu Campur...

Tahu campur adalah salah satu makanan khas Jawa Timur. Tahu campur terdiri dari sop daging sapi kenyal, tahu goreng, perkedel singkong, taoge segar, selada air segar, mie kuning dan kerupuk udang. Semua ini kemudian dicampurkan ke bumbu petis, bawang goreng dan sambal. Masakan ini banyak dijual di warung kaki lima dengan label "Tahu Campur Lamongan".

Om Wiki ini memang benar... Semalam saya dan beberapa rekan kantor menyempatkan diri  menyantap Si Tahu Campur ini. Isinya seperti yang di sebutkan  Si Om yakni, tahu, daging (campur dengan kikil sepertinya), perkedel singkong, toge, selada dan mie kuning. Hanya saja di warung tahu campur 'sederhana' tempat kami makan tersebut, kerupuk udangnya diganti dengan kerupuk miskin (nama ini berdasarkan keterangan seseorang di samping saya, hihihii). Oh ya, jangan lupa sertakan bumbu petis dan sambal.

Sekarang kita bahas soal rasa, seperti kebanyakan masakan Jawa, Tahu campur juga memiliki rasa yang manis. Bagi pecinta masakan manis menyantap tahu campur tentu bukan masalah. Namun, untuk pecinta masakan pedas, hemmm, tahu  campur ini masih perlu beberapa tambahan untuk dinikmati. Sambal merupakan penyelamat paling dekat untuk menikmati seporsi tahu ini.

Berdasarkan pengalaman saya buat yang tidak terlalu banyak porsi makannya, lebih baik memesan setengah porsi saja atau makan berdua. Sebabbbbb, seporsi tahu campur di warung ini sungguh banyak. Tapi, jika kamu sudah keranjingan justru seporsi tahu campur rasanya kurang. hihihihi... *itu terjadi pada teman saya yang memberi nama kerupuk miskin tadi.

Over all, Tahu Campur menambah deretan kekayaan masakan khas Indonesia. Dengan rasa dan tampilan yang unik tentunya. So, ayo kita jelajahi lagi ragam kuliner nusantara.

Soto Kudus, Kok Mangkuknya Kecil Ya!

   Makan-makan lagi... Kali ini saya coba rumah makan soto di deretan Cemerlang Studio Margonda. Yup, namanya Soto Kudus Menara. Sebenarnya tempat makan ini bukanlah resto baru di Margonda malah cenderung penghuni lama, hanya saja saya baru sempat ke sana. Dari luar bangunan resto ini terlihat cukup apik, awalnya saya mengira harganya pasti lumayan mahal. Tapiiii ternyataaa.....STM lah alias standar militer alias ngga terlalu mahal.

   Setelah melihat menu yang disodorkan pelayan, saya pesan ayam bakar, Soto Kudus Menara, dan es teh manis. Tak lama berselang pelayan menyuguhkan piring berisi aneka sate (paru, usus, kerang, telor puyuh), tahu dan tempe bacem serta perkedel. Hmm... menarik, saya langsung ambil satu sate telor puyuh. Rasanya sama seperti sate telor puyuh pada umumnya, hanya saja sepertinya telor ini pun sudah di bacem. Soalnya tidak seperti sate telor puyuh di tukang bubur yang warnanya kuning. Sate ini berwarna kecoklatan, tapi rasanya cukup menyenangkan. 

   Pesanan pun datang, sayang langsung coba sotonya. Rasanya emm... segar, meski porsinya kecil. Ternyata menurut informasi yang saya dapat salah satu ciri khas Soto Kudus memang pada penyajiannya. Soto Kudus biasa disajikan di mangkuk berukuran kecil. Konon kalau tidak disajikan dalam mangkuk kecil artinya itu bukan Soto Kudus asli. Untuk urusan rasa dan bahan-bahan di dalamnya, tidak jauh berbeda dengan soto ayam menurut saya.
   Nah, satu lagi pesanan yang harus saya coba -ayam bakar-. Rasanya ya seperti ayam bakar pada umumnya, hanya sebelumnya sepertinya ayam sudah lama diungkep. Jadi empuk dan bumbunya meresaaaapp. Tapi sebagai penikmat ayam saya agak sedikit kecewa, habis ukuran ayamnya kecil. Sepertinya ayam yang digunakan ayam kampung. Eiitt... ada satu yang istimewa nih di ayam bakar ini, yaitu sambalnya. Hemm... sambal terasinya tidak bau terasi sama sekali (atau jangan-jangan ini bukan sambal terasi lagi, hehe). Pedasnya juga ngga bikin orang kelojotan, cukup menyenangkanlah.
  Oiya, di penghujung acara makan-makan itu saya juga sempat mencoba sate kerangnya. Rasanya enak juga cita rasa manis seperti masakan Jawa pada umumnya. Dan ini nih kadang yang banyak menjadi pertimbangan orang untuk makan, harga. Meski tempatnya cukup nyaman dan tertutup, tapi dari segi harga sangat memuaskan. hehehe...





Sabtu, 19 Februari 2011

Big Chubs Burger

   Walaaaa!!! kali ini saya mau bahas tempat makan emm..macam fastfoodlah. Hanya saja ini produk lokal barang impor (halaahh...). Jadi begini ceritanya, suatu ketika saya yang sedang makan siang di warung makan langganan dekat kantor melihat ada kejanggalan. Hadah, bukan kejanggalan apa-apa maksudnya tiba-tiba ada tempat makan baru di sebelah warung langganan saya. Dari banner yang terpampang tempat makan ini menyajikan masakan cepat saji ala Amerika seperti burger, salah, hotdog, dll. 
   Maka, keesokan harinya saya dan teman-teman langsung menyerbu tempat tersebut. Hemm, not bad, tempat ini memang menyajikan menu-menu "mcD" di daftar list makanannya dengan harga yang lumayan bersahabat. Saya dan teman-teman pun langsung memesan beberapa pesanan. Waktu berselang, kami bahkan sempat bergosip tentang orang satu kantor hingga makanan kami datang (lebaaayyy). Emm, tidak bisa disalahkan juga sebab pelayannya hanya satu atau dua orang dan harus melayani semua pesanan. Maka dari itu saya dan ibu-ibu pkk (teman-teman saya) mengurungkan niat untuk marah atas keterlambatan pesanan.
   Saya hampir mencoba semua menu di Big Chubs (nama tempat makan baru itu). Kita uraikan yuk satu persatu:
- Grill Sausage, harganya 20.000. Rasa cukup enak dengan mayonnaise home made dan saus sambal. Sosisnya sendiri juga cukup asoy, agak bau asap namun cukup matang. Ditambah kentang goreng dan salad, cukup membuat kenyang. Tapi, ini hanya sampai level cukup dan kurang mengenyangkan. 







-Hot Dog, harga 13.000-15.000, yang saya pesan kebetulan Cheesy Dog sementara disana ada beberapa menu hot dog lainnya. Rasanya cukup menyenangkan, sekali lagi mayonnaise home madenya menyelamatkan. Selebihnya standar rasa hot dog pada umumnya. Kali itu saya memesannya dengan tambahan kentang goreng mengingat cacing-cacing di perut saya yang sudah berubah jadi naga.





- Burger, ini dia menu andalan di sini. Sayangnya yang saya pesan Cheesy Burger, bukan Big Chubs yang menjadi unggulan. Tapi saya sudah mencobanya juga, tidak jauh berbeda dengan Cheesy Burger rasanya,  hanya saja Big Chubs memiliki porsi lebih besar. Harga yang di tawarkan untuk burger antara 8.000-16.000. Yang justru unik adalah Burger Telor, Roti burger diisi dengan sayuran dan saus mayonnaise. Hanya daging burger digantikan dengan telor.



-Salad, salad di sini dijual dengan harga 12.000. Isinya sayur-sayuran seperti; daun slada, kacang polong, wortel, buncis, bawang bombay, dan paprika. Lumayan segar untuk makanan pembuka, ditambah lagi saus mayonnaise menemani. Sayangnya sayur yang digunakan sepertinya merupakan sayuran beku. Tapi, cukuplah untuk mengatasi kekurangan konsumsi sayuran kita.

Sekian review saya soal Si Big Chubs. Eh, ada yang menyenangkan dari tempat ini. Mereka melayani pesan antar. Jadi kalau lagi malas keluar kantor tinggal telpon sampai deh seporsi burger cantik di meja...