Let's see

Kamis, 10 Maret 2011

Dibalik Tayangan Si Kecil

   Tinky Winky, Dipsy, Laa Laa... Po... Teletubbies... Teletubbies..
   Masih ingat tidak sama penggalan lagu di atas? Yup, itu merupakan penggalan lagu dari serial anak-anak Teletubbies yang tayang sekitar tahun 1997-2001 lalu. Teletubbies ini ditayangkan setiap pagi (saya lupa jam berapa tepatnya) di Indosiar kalau tidak salah. Pada masa jayanya serial tv ini termasuk favorit bagi anak-anak. Saya masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana sepupu saya yang masih kecil kala itu sangat senang jika kami di rumah memutar Teletubbies. Bahkan kami punya beberapa VCDnya dan itu selalu diputar setiap hari.
   Television in the tummy of the babies disingkat Teletubbies adalah film yang menampilkan empat tokoh boneka gendut dan lucu bernama Tinky-Winky (berwarna ungu dengan bentuk segitiga di kepalanya.), Dipsy (berwarna hijau dengan bentuk garis lurus di atas kepalanya), Laa-Laa (berwarna kuning dengan bentuk spiral di atas kepalanya.), dan Po (berwarna merah ia memiliki bentuk lingkaran di kepalanya).
   Sebenarnya keinginan saya mengulas soal Teletubbies ini karena, suatu ketika saya menemukan hal lucu pada salah satu jenis mood di aplikasi My Mood, Facebook (aplikasi yang bisa menampilkan status disertai gambar icon dengan berbagai mood). Di sana tertulis; GITA FEELS LIKE A TELETUBBIE 
   Menurut saya ini sangat lucu, apa coba maksudnya merasa seperti boneka-boneka tubby ini. Akhirnya rasa penasaran membuat saya meluangkan waktu kerja saya hari itu untuk googling mengenai Si Teletubbies ini. Ternyata eh ternyata source yang banyak di tampilkan berkaitan dengan Teletubbies adalah isu homoseksual dibalik tayangan anak-anak tersebut. Huff!!! 
   Memang ini bukan hal yang baru saya dengar, tapi baru saya benar-benar niatin googling hari itu. Menurut beberapa sumber yang saya baca menjelaskan bahwa, tokoh Tinky-Winky yang berwarna ungu inilah Sang Ikon Homoseksual. Mengapa? karena tokoh berwarna ungu ini dikatakan berjenis kelamin laki-laki namun senang membawa dompet merah dan seringkali berebut rok dengan Po. Ditambah lagi lambang segitiga di atas kepala dan warna ungu pada badannya merupakan lambang kaum homo
   Nah, saya jadi baru sadar kalau status "feels like a teletubbie" di Facebook itu jangan-jangan maksudnya merasa seperti homo (gubraaakkk). Anyway..busway... saya jadi berpikir saat itu, apa ya tayangan anak-anak yang benar-benar untuk anak. Tidak hanya berbentuk animasi tapi kontennya pun sesuai untuk anak. Sebab seperti kita tahu kalau mau ditelisik lebih jauh hampir semua tayangan yang terlihat cocok untuk anak-anak, pada dasarnya justru tidak baik secara konten. Paling gampang ambil saja contohnya shincan.
   Gawatnya lagi, banyak orangtua yang tidak paham akan hal ini. Kebanyakan mereka merasa aman-aman saja jika anak-anaknya nonton film kartun. Padahal tidak semua tayangan itu cocok untuk dikonsumsi anak mereka. Bahkan bisa jadi justru tayangan itu menanamkan nilai-nilai buruk bagi si anak tanpa disadari orangtuanya. Widih ngeri banget kan... So, paling bener adalah dampingi deh putra-putrinya saat menyaksikan tayangan apa pun. Apalagi dimasa-masa golden age alias usia 0-5 tahun daya serap anak sangat besar dan tanpa saringan. Nah, orangtuanya inilah yang menjadi saringan buat anak-anak mereka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar