Let's see

Jumat, 24 Juni 2011

Penyegaran Diantara Maraknya Film Setan

   Saya termasuk salah satu penikmat film-film di bioskop, tidak hanya film luar tapi juga film dari negeri sendiri. Tapi, sejak dilarangnya film luar masuk ke Indonesia dan semakin menjamurnya film-film Indonesia berbau hantu dan paha aka horor esek-esek. Membuat saya merasa sangat gerah, tertampar, bahkan terinjak-injak harga diri saya sebagai pecinta film. *halaaaahhhh....
  Tapi, tapi, tapi diantara jejeran film-film emmm sorry to say TIDAK MENDIDIK itu. Kemarin saya akhirnya kembali mendapat titik cerah. Sebuah film berjudul "Serdadu Kumbang" bagaikan oase di tengah padang pasri gersang perfilman Indonesia (mulai lebay). Eh tapi bener, tanpa bermaksud promosi (karena emang saya juga ngga lagi promosi) film ini seakan memuaskan dahaga kita akan film-film Indonesia berkualitas. 
   Serdadu Kumbang merupakan film karya Alenia Production. Seperti dalam film-film sebelumnya Alenia selalu berhasil mengangkat keindahan panorama Indonesia dari sudut yang mengagumkan. Kisah persahabatan dan keluarga pun masih menjadi tema yang mereka pilih. 
   Kali ini Serdadu Kumbang mengambil lokasi di Desa Mantar, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Awal film kita sudah di suguhkan keindahan panorama Gunung Rinjani. Film ini sungguh memanjakan mata kita akan keindahan khas panorama Sumbawa.
  Serdadu Kumbang mengangkat kisah persahabatan Amek, Acan dan Umbe yang bersekolah dan tinggal di Desa Mantar. Tak hanya bercerita tentang persahabatan ketiganya, film ini juga mengangkat beberapa isu penting dan hangat di negeri ini. Mulai dari kejujuran, pendidikan (sistem UN yang menyesakkan siswa), TKI, operasi bibir sumbing, pemerataan teknologi hingga berbicara hal sederhana tentang sebuah cita-cita.
    Sudah lama rasanya saya tidak menonton sebuah film yang membuat saya harus meneteskan air mata di akhir film. DAN Serdadu Kumbang berhasil mengoyak kelenjar air mata saya kala itu, terlebih saat bagian Minun kakak Amek yang pintar luar biasa harus meninggal karena begitu sedih tidak bisa lulus UN,Minun diceritakan jatuh dari sebuah pohon akibat sedih karena tidak lulus. Sangat pas dengan isu yang hangat di negeri ini belakangan. Bagaimana sistem UN membuat banyak anak di negeri ini terbebani. Eits, nanti dulu tak hanya anak tapi juga orang tua dan keluarga mereka.
   Wokeh, tak perlu banyak menceritakan tentang film ini, tapi menurut saya ini merupakan salah satu film yang recommended. Silahkan saksikan sendiri... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar