Let's see

Kamis, 02 Juni 2011

Bijak Berjejaring Kawan

   Era jejaring memang membantu kita dalam banyak hal seperti komunikasi manusia dengan sesamanya. Begitu pula dalam hubungan dengan pacar, suami istri, sahabat dan lain sebagainya. Bayangkan jika dahulu kita harus mengirim surat atau telepon untuk menyampaikan sesuatu. Oke.. oke mungkin tidak dengan surat juga ya, era saya sudah bisa dibilang era sms. Tapi dengan jejaring sosial hanya dalam waktu satu detik bahkan semua informasi bisa sampai kemana pun dan siapa pun. WAW!! the power of social network!!! 
   Lebih-lebih lagi jejaring sosial bahkan mampu menggulingkan pemerintahan (walaah), meski tidak secara langsung. Seperti kasus yang terjadi pada Tunisia dan Libya, hingga berimbas pada pergolakan negara-negara Timur Tengah. Konon, penyebabnya adalah status-status dari twitter. 
   See? bagaimana seekor 'jejaring sosial' yang baru beberapa tahun belakangan hadir di era ini membawa perubahan besar dalam banyak hal. Mungkin ini bisa jadi salah satu alat paling berpengaruh dalam sejarah. Tak sampai disitu, jejaring sosial pun seakan menjadi candu sendiri bagi setiap penikmatnya. Bahkan melebihi semua jenis obat-obatan atau psikotropika yang pernah ada. Parahnya lagi bahkan setiap pecandu terkadang tidak sadar mereka telah kecanduan. 
   Jawab pertanyaan ini... Pernahkan dalam satu hari anda tidak memeriksa akun jejaring sosial anda? saya rasa hampir semua jawabannya tidak. Kecuali anda sedang berada di tempat yang benar-benar tidak ada akses atau fasilitas sama sekali untuk mengakses jejaring sosial ini. Itu pun setelah menemukan kembali si "sinyal" rasa syukur kita terkadang melebihi rasa syukur kita menerima durian gratis tiba-tiba ditengah jalan. hehe...
   Masalahnya disini menurut saya, jejaring-jejaring ini sungguh menjaring. Menjerat kita lebih dalam, kadang hingga mencekik sendi-sendi kehidupan kita (halah). Tapi bener lho! Alasannya begini. Sekarang kita seperti memiliki rumah tanpa dinding atau mungkin berdinding kaca bening. Siapa pun bebas melongok isinya, bebas melihat apa yang kita lakukan. Bebas menelanjangi kita. Kadang parahnya tidak sedikit dari kita yang merasa senang mempertontonkan segala isi 'rumah' kita pada banyak orang.
   Curhat di status, update apa yang kita lakukan setiap detik, saling komen, memamerkan foto liburan, foto bersama pasangan, foto keluarga, bahkan foto pribadi. Mengumbar masalah dalam hubungan, saling caci, bahkan tidak sedikit yang membawa masalah keluarga atau pribadi keruang publik. Miris...
    Padahal jejaring sosial diciptakan untuk mempermudah komunikasi, memperdekat jarak dengan orang-orang  yang jauh, menyampaikan informasi penting, berbagi, hingga lahan bisnis baru. Bukan tempat mengumumkan MASALAH kita pada banyak orang. Apa pun yang kita pos di jejaring sosial artinya akan dilihat bukan hanya satu tapi mungkin seluruh pengguna jejaring itu. Jadi, mengapa kita tidak lebih bijak sedikit dalam memanfaatkan jejaring ini. Kembalikan ia pada fungsinya. 
    Jejaring-jejaring ini hanyalah alat bantu kita untuk mempermudah komunikasi. Bukan alat komunikasi utama! Tatap muka, sentuhan hangat, sapaan halus, kontak mata tetap merupakan penyampaian komunikasi yang menyenangkan. Tidak perlulah 'menegur' seseorang lewat jejaring, atau curhat masalah pribadi habis-habisan di status, mengeluhkan masalah hidup. percaya deh itu hanya akan menjadikan kita terlihat lebih bodoh dimata orang lain.
   Bagi senyum-tebarkan cinta-...(aiiihhh). Itu yang harus kita bagi. Bukan makian, sumpah serapah, kritikan yang tidak membangun. Life was never be so easy as it seems, ngga ada masalah ya ngga hidup. Jadi, Stop complaining! 
    Komunikasi langsung tetap merupakan alat komunikasi terbaik. Kalimat yang tersampaikan dengan jelas, intonasi, mimik, bahasa tubuh dari si penyampai pada si penerima pun tak akan salah diartikan. 
     Saya juga termasuk salah satu pecandu jejaring sosial, tapi setidaknya saya akan belajar lebih wise memanfaatkannya. Jadi, bagaimana dengan anda? :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar