Let's see

Kamis, 22 Desember 2011

Hiruk Pikuk Pasar

   Siang itu saya dapat tugas ke Pasar Pondok Labu Jakarta Selatan. Luar biasa kemacetan jadi menu pembuka saya. Sesampainya di sana, ada yang aneh menurut saya. Melihat susunan lokasi pasar tiga lantai tersebut. Biasanya pasar yang menjual barang kebutuhan pokok dan keperluan sehari-hari terletak di bawah. Tapi ini tidak, pasar kebutuhan pokok yang menjual berbagai sayuran, daging, bumbu masak dan lain-lain berada di lantai paling atas pasar ini. Sementara kios-kios pakaian ada di lantai 1 dan 2, kontan saja hal ini menyebabkan para penjual yang berada dilantai 3 sepi pengunjung.
   Terlebih lagi di luar, terdapat tiga pasar lain yang berjajaran. Pasar Tengah, Pasar Becek, dan Pasar baru yang saya lupa namanya. Sungguh malang nasib para penjual di lantai tiga Pasar Pondok Lab. Siapa pembeli yang mau bersusah payah naik tiga lantai untuk berbelanja sementara di bawah berjajar pasar lain yang tak kalah lengkap.
  Padahal para pedagang tersebut membayar iuran yang tidak sedikit loh. Rp 80 ribu rupiah perbulannya. Keuntungan hanya mereka andalkan dari para langganan lama. Ternyata persaingan seperti ini masih harus di hadapi para pedagang di pasar tradisional. Belum lagi mereka juga harus bersaing dengan ribuan pasar swalayan yang kian tumbuh. Beruntung Wahyuningsih, salah seorang pedagang yang saya temui disana masih dapat bertahan berjualan sejak tahun 1993. Ia bahkan mampu menyekolahkan putrinya hingga perguruan tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar